Ponorogo – “Gawe” akbar Grebeg Suro 2017 sekaligus peringatan hari jadi Kabupaten Ponorogo ke -521, di harapkan mampu menggerakan perekonomian sekaligus membangkitkan seni dan budaya terutama kesenian tradisional reyog yang dulunya sempat dicaplok Malaysia. Ketua DPRD Ponorogo Ali Mufthi saat dikonfirmasi team liputan Media Center menjelaskan even tahunan tersebut diharpkan mampu memberikan manfaat yang besar, setidaknya bisa sebagai media pendidikan terkait kearifan local, kebudayaan, serta menggerakkan perekonomian, karena kebudayaan merupaan salah satu elemen untuk memperkokoh pondasi bangsa.
“ Kedua even Grebek Suro dan hari jadi ke 521 tidak ada di daerah lain, seharunya dimanfaatkan secara optimal,’’
Pemkab wajib mendorong masyarakat agar peluang – peluang usaha saat Even besar tersebut berlangsung tidak terlewat begitu saja. pasalnya jika dimanfaatkan dengan optimal kedua even tersebut mampu menggerakan roda perekonomian warga dan perputaran uang saat even tersebut sangat besar.
Politikus dari Partai bergambar beringin tersebut menjelasan, seharusnya masyarakat tidak hanya menjadi penonton, namun harus dilibatkan secara langsung. Sektor ekonomi harus dibangun. Usaha kecil menengah (UKM) wajib didorong untuk tampil. Utamanya UKM yang baru muncul karena mereka butuh pasar untuk memamerkan barang dagangannya agar laku terjual.
Gelaran Grebeg Suro sudah bersolek kini. Lebih moderen. Peserta Festival Nasional Reyog Ponorogo (FNRP) juga semakin banyak dan beragam. Bahkan, ada peserta dari perkumpulan warga Ponorogo di Jepang. Peserta tentu tidak satu dua orang dalam satu grup. Ada 26 grup kali ini. Belum lagi keluarga yang turut. Artinya, Ponorogo kedatangan banyak tamu dari luar daerah. Pastinya banyak barang yang mereka butuhkan.
Hari jadi, lanjutnya, diharap sebagai momentum perubahan yang ke arah yang lebih baik. Bukan perubahan dalam penyajian Grebeg Suro. Namun, juga perubahan dalam segala lini. Mulai pembangunan, perekonomian, hingga kesejahteraan masyarakat. Ali berharap perubahan yang diusung bupati Ipong juga melebar ke setiap sudut permasalahan yang ada di Ponorogo. Tentu perubahan agar lebih baik. Slogan menuju Ponorogo yang lebih baik, berbudaya, dan religius tetap pada relnya.
[espro-slider id=3867]