Komisi B Dprd Ponorogo prihatin menjamurnya cafe dan warung di Ponorogo, di salah gunakan pelajar untuk tempat bolos

IMG_4568Ponorogo – Menjamurnya warung dan cafe di Ponorogo mulai membuat orang tua gerah. Bagaimana tidak, sejumlah tempat usaha tersebut menjadi ajang bolos anak sekolah. Apalagi, sejumlah tempat nongkrong itu menawarkan fasilitas yang pasti digandrungi kawula muda. Mulai layanan akses internet hingga olahraga biliard. Tak pelak, pelajar semakin betah berlama-lama.

Anggota Komisi B Ponorogo Agus Dermawan mengaku fenomena bak dua mata pisau. Disatu sisi berkembangnya usaha mendongkrak perekonomian masyarakat. Namun, memang berdampak pada bidang lain jika perkembangannya tidak diatur. Salah satunya, dunia pendidikan. Dia tak membantah kerap mendapati pelajar tengah asik nongkrong di warung dan cafe pada jam sekolah. Pelajar tampak betah berlama-lama. Sebab, fasilitas yang ditawarkan pengelola cukup lengkap. Mulai, musik, menu di dalamnya, akses internet, hingga meja biliard. ‘’Bukan hanya cafe di kota, warung kopi di pelosok desa sudah menawarkan wifi dan biliard,’’ ujarnya.

Pihaknya mengaku bakal segera berkoordinasi dengan internal komisi dan pemkab. Agus menyebut butuh produk hukum untuk mengatur. Terutama pelajar. Namun, aturan tidak berbenturan dengan kepentingan pengusaha. Dia menambahkan, aturan senada sejatinya sudah pernah ada. Seperti pelarangan pelajar berseragam di mal. Aturan dimungkinkan bakal diperluas hingga warung, cafe, dan restoran. ‘’Tidak mungkin melarang pengusaha menolak pembeli. Kemungkinan pelajar yang akan diberi batasan jam bermain,’’ pungkasnya.

Bupati Ipong Muchlissoni menyebut sudah berencana menerbitkan perbup hingga perda terkait aturan pembatasan jam bermain bagi pelajar tersebut. Paling tidak pelajar wajib berada di rumah di saat jam-jam belajar setelah pulang. Pihaknya bakal melakukan razia di jam-jam tertentu sesuai dalam aturan. Pelajar yang kedapatan melanggar didata. Kesalahan juga akan dilaporkan ke sekolah untuk dilanjutkan ke wali murid. Ipong menyebut aturan dinilai penting sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan Ponorogo. ‘’Banyak waktu yang terbuang percuma setelah pulang dari sekolah. Malah ada yang sampai terlibat tindak kriminal. Makanya jam keluyurannya yang kami batasi,’’ ujarnya. (ag)