“ Para peternak ikan dari awal proses pembudidayaan ikan sudah kesulitan mendapatkan bibit yang baik, sehingga hasilnya juga kurang maksimal, seperti bibit lele yang selama ini diterima peternak, perkembangbiakannya cukup memakan waktu lama, sehingga menambah beban para peternak padahal biasanya hanya butuh waktu dua bula saja, dan hasilnyapun kurang maksimal”. Jelas Widodo.
Widodo menambahkan, akibat kurang baiknya bibit lele yang diterima peternak, dari balai benih ikan (BBI) di Jenangan. Para peternak ikan harus menanggung rugi, selain menambah biaya untuk pakan dan operasional, hasil lele yang sudah dipelihara selama dua bulan juga belum layak jual. Sementara itu berdasarkan penelurusan dari pihak dewan, BBI tidak mengembangkan bibit dari indukan yang berkualitas. Namun, membeli bibit dari daerah lain untuk kemudian didistribusikan lagi.
“ saat ini tugas BBI di Jenengan terkesan seperti pengepul bibit. BBI seharusnya menjadi penyedia bibit. Bukan mencari dari daerah lain,’’ tegas Widodo sembari menyebut program perikanan yang diwacanakan dinas terkait terlalu banyak.
Komisi B DPRD Ponorogo juga menyoroti soal program pertanian organik yang dicanangkan pemkab, bantuan pupuk organik cair (POC) yang diberikan dinilai kurang dan tidak sebanding dengan luasan lahan di Ponorogo. Lima liter POC untuk satu hektarnya, pihaknya khawatir justru membuat resah dikalangan petani, tentu saja juga akan memicu polemic karena rawan sekali para petani berebut POC. Belum terkait pengawasannya. Karena tidak menutup kemungkinan petani tidak menggunakan pupuk bantuan tersebut. Sebaliknya, tetap menggunakan pupuk kimia.
Sementara itu Kepala Disperta Ponorogo Harmanto usai mengikuti hearing menjelaskan, pihak dinas pertanian sudah mulai melakukan sosialisasi terkait go organic . para penyuluh pertanian sudah turun ke para petani dan Targetnya mencapai 15 ribu hektare untuk sekitar 1500 kelompok tani (poktan), pihaknya menyediakan sekitar 75 ribu liter POC gratis pada periode pertama ini. Sedangkan terkait pembibitan ikan pihaknya akan mengkaji ulang sistemnya di BBI