Ketua DPRD Ponorogo Pengisi Stadiom General pada VIBE ‘25

Ketua DPRD Ponorogo Pengisi Stadiom General pada VIBE ‘25

Media Santri Ponorogo menggelar kegiatan Visionary Basic Media Education ’25 yang diadakan di Ponpes Ahdi Besari Kertosari Ponorogo, Sabtu (8/2/2025). Ketua DPRD Ponorogo Dwi Agus Prayitno bertindak sebagai pengisi Stadiom General dengan judul: Bersama Santri Kuasai Informasi.

Nur Muhammad MH, ketua panitia mengatakan, dalam kegiatan tersebut peserta diberi materi dasar-dasar teori dan konsep yang berkaitan dengan media. Hal itu bertujuan untuk membangun pemahaman yang luas tentang media dan mengembangkan ketrampilan dasar untuk menuju ke tahap berikutnya.
“Yang kita berikan adalah konsep atau program pendidikan media yang berfokus pada pengembangan kemampuan dan pengetahuan tentang media itu sendiri dengan visi ke depan,” jelasnya.

Sementara Dwi Agus Prayitno dalam pemaparannya mengenalkan apa itu media, jenis media, fungsi media dan peran media. Juga mengenai karakteristik media yang inovatif, kreatif, berorientasi pada masa depan, interaktif dan imersif.

“Sekarang media sudah menggunakan teknologi dan format konten yang baru dan menarik. Juga membuat konten yang unik dan berbeda dengan yang lain,”jelasnya.
Makanya menurut Dwi, banyak tokoh dunia yang mengomentari akan pentingnya media untuk saat ini. Tokoh itu antara lain McLuhan. Dia berpendapat bahwa media itu sendiri adalah pesan, bukan hanya alat untuk menyampaikan pesan. Neil Postman mengatakan, media adalah ekstensi dari diri kita, Postman berpendapat bahwa media memperluas kemampuan kita untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi.

Ada juga tokoh Jean Baudrillard. Dia berpendapat media menciptakan simulasi realitas, bukan realitas itu sendiri.Juga menurut Noam Chomsky media adalah alat kontrol sosial untuk mempertahankan kekuasaan.

Melihat arti pentingnya media, Dwi Agus Prayitrno memberi contoh tokoh media santri di Indonesia antara lain: K.H. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) pendiri dan pemimpin redaksi majalah Santri yang merupakan salah satu media santri terkemuka di Indonesia. Ada juga K.H. Ma’ruf Amin Mantan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga aktif dalam pengembangan media santri.

Tak hanya itu, Ust. Adi Hidayat Pendiri pemimpin redaksi Televisi Quran Indonesia (TQI) yang merupakan salah satu stasiun televisi santri terkemuka di Indonesia. Dan K.H. Yahya Cholil Staquf, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) juga aktif dalam pengembangan media santri.

Selanjutnya menurut Dwi, menguasai media memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mempengaruhi opini publik, sehingga mereka dapat mempengaruhi kebijakan dan keputusan yang diambil oleh pemerintah dan masyarakat. Jadi pengaruh media besar terhadap opini publik dan kebijakan pemerintah. “Media besar seringkali digunakan sebagai alat untuk mempengaruhi opini publik dan mempertahankan kekuasaan,” tutupnya. (mediacenter)