Setelah melakukan Sidak (Inspeksi mendadak) ke Puskesmas Selur Kecamatan Ngrayun Ponorogo pada Senin (14/4/2025), Komisi C dan D DPRD Ponorogo siap menggelar hearing (dengar pendapat) dengan pihak-pihak yang bertanggungjawab terhadap amblesnya bangunan pondasi Puskesmas Selur yang baru diresmikan Desember 2024.
Hal itu disampaikan oleh Ribut Riyanto wakil ketua Komisi D DPRD Ponorogo dihadapan Kepala Dinas Kesehatan kabupaten Ponorogo Dyah Ayu Puspitaningarti yangikut hadir menemani sidak beserta para stafnya. “Dalam waktu dekat kita akan hearing,” katanya.
Diketahui, rombongan sidak dipimpin oleh wakil ketua Komisi C Ribut Riyanto, Ketua Komisi C Widodo serta anggota dewan lainnya yakni, Lelelyanda Solekha Wijyanti yang lebih akrab dipanggil Lely, Reyfal Bayu Adji Priyambodo dan Mukridon Romdloni.
Ribut menjelaskan, adanya pembangunan Puskesmas Selur dirinya menyambut baik. Karena masyarakat Ngrayun dan warga Trenggalek yang berdekatan dengan puskesmas itu bisa berobat lebih dekat. “Adanya masalah harus kita selesaikan bersama. Hearing adalah jalan untuk mencari solusi bagaimana supaya masalah cepat terselesaikan,” jelasnya.
Widodo ketua Komisi C mengaku prihatin dengan amblesnya bangunan yang belum lama berdiri. Harapannya, pihak pemborong diharap secepatnya membenahi sehingga kondisi Puskesmas bisa nyaman lagi untuk ditempati.
Lely anggota Komisi D dari fraksi PDIP menolak keras apa yang disampaikan oleh kepala dinas kesehatan Ponorogo dalam paparannya dimana amblesnya bangunan akibat gempa jogya beberapa waktu lalu. “Kalau akibat gempa, apa ada rumah-rumah sekitar Puskesmas Selur yang mengalami retak atau ambles juga,” jelasnya balik bertanya.
Tak hanya itu, Lely juga mempertanyakan penyedia jasa yang menggarap bangunan puskesmas itu. Kenapa memilih CV.Sohibu dari Kerawang Jawa Barat. Padahal banyak penyedia jasa dari Ponorogo yang mampu mengerjakannya.
“Secara aturan tidak salah menggunakan penyedia jasa yang jauh dari Ponorogo. Tapi secara etika menyalahi. Karena banyak penyedia jasa dari Ponorogo banyak yang mampu mengerjakannya,” ungkapnya.
Pihaknya menyayangkan adalah polemik ambles dan retaknya bangunan. Sebab banyak masyarakat yang menuding dewan tidak cepat bergerak dan menyelesaikannya. “Terus terang hari raya saya terganggu. Karena banyak masyarakat yang memojokkan dewan,” jelasnya.
Mukridon Romdkoni dari Komisi D meminta untuk dikaji ulang seluruh rangkaian pembangunan Puskesmas Selur. Apa ada kesalahan konstruksi atau spec yang dikurangi sehingga sehingga nanti tahu permasalahannya.
Sementara itu Reyfal dari Komisi D ikut menyoroti juga kenapa penyedia jasa berasal dari Jawa Barat. Padahal dari Ponorogo sendiri cukup banyak. (MC)